people come and go, they said
Waktu kecil, gue selalu berpikir bahwa ketakutan terbesar yang gue miliki adalah takut ditinggalkan. Entah itu betulan atau sebenarnya cuma gaya-gayaan aja padahal ketika itu gue pun belum benar-benar ngerti. Memang separah apa rasa sakit yang bisa ditimbulkan dari perpisahan? Tapi yang jelas, pada akhirnya pikiran itu benar-benar terjadi. People come and go, katanya. Harusnya begitu. Tapi meski dengan kalimat itu terus berseliweran di telinga sekalipun, gue tetap menganggap perpisahan yang seharusnya wajar adalah sebuah mimpi buruk. Lebih buruk lagi ketika kita bahkan nggak pernah punya ekspektasi bahwa orang yang ada sama kita saat ini akan jadi orang yang asing suatu saat nanti. Gue pernah ada di titik itu. Bukan ditinggalkan oleh keluarga, bukan oleh pasangan. Tapi lo bisa bayangkan sakitnya nyaris sama dan masih tertinggal sampai sekarang. Beberapa waktu lalu gue sempat dengar dosen gue bilang, sakit yang kita rasain dalam hati sebagai social pain kadang bisa jadi jauh lebih buru...